Logat Kamu Melayu Banget Can…!!!

 

Ada yang mau ke Pulau Belitong?? Pulau yang terkenal dengan Laskar Pelangi dan Keindahan Pantainya..

Silahkan Cek:

Untuk paket 4D-3N (4 hari 3 malam) bisa dilihat di postingan: Promo Travelling Wisata Murah ke Belitung 4D-3N 4 Hari 3 Malam

Untuk paket 3D-2N (3 hari 2 malam) bisa dilihat di postingan: Promo Travelling Wisata Murah ke Belitung 3D-2N 3 Hari 2 Malam

Untuk paket 2D-1N (2 hari 1 malam) bisa dilihat di postingan: Promo Travelling Wisata Murah ke Belitung 2D-1N 2 Hari 1 Malam

*****************************************************************************************

Hehe begitulah kata teman-teman kuliah saya dulu,klo ngendengar saya ngomong. Karena memang logat saya gak “berubah” banyak paling dikit, maklum lah Akulturasi (atau asimilasi =DD) hehe…

Sebenarnya apa sih logat:
menurut wikipedia “logat adalah alunan nada yang dimiliki oleh masing masing orang sesuai asal daerah mereka sendiri sendiri”

Jadi klo menurut saya ungkapan “logat melayu” di atas kurang tepat, lebih tepat mungkin “Logat Melayu Belitong Kampit “. hahaha panjang bet..

Gini penjelasannya: di Belitong memang digunakan bahasa melayu tetapi setabu saya melayu belitong punya perbedaan dengan melayu-jauh lain, jangan jauh-jauh dengan pulau Bangka sendiri tetangga beda (pengalaman 3 tahun saya SMA di Bangka). Kemudian karena bahasanya juga beda apalagi logatnya (alunan nada atau intonasi ngomong sih klo saya ngertiinya)..

Terus kok masih ada tambahan “Kampit” sih, nah klo ini penjelasannya gini..
Di Belitung sendiri klo menurut sependengaran saya, logat tiap-tiap daerah di Belitung juga beda.
Tanjong, Kampit, Membalong, Jalan Tengah, Sijok, Cendil, Manggar, Gantong, Tanjong Kelumpang dll menurut saya beda. Terutama daerah Membalong, Jalan Tengah, Sijok, Cendil saya rasa logat Belitongnya masih sangat medok atau klo bahasa belitong masih tepu’ atau tuto’. Ini mungkin karena percampuran dengan budaya luar Belitong mereka masih kurang gak seperti Tanjong Kampit Manggar. Logat yang masih tepu’ ini saya sendiri suka ketawa kalo mendengarnya karena saking “mendayu-mendayu” juga karena masih kosakata yang saya bilang masih murni Melayu Belitong.. hehehe

Kenapa saya terkesan masih tetap berlogat “melayu” di mata teman-teman saya:
pertama mungkin mereka bertemu yang berlogat seperti itu cuman saya hehe (padahal ad hesti juga sama-sama belitong =D )
Kedua memang saya berusaha gak mau ngerubah logat saya hehehe walaupun sudah pernah tinggal di Bangka, Bandung dan sekarang Surabaya yang masing-masing punya logat khas sendiri. Karena saya merasa logat merupakan salah satu unsur budaya, jati diri seseorang darimana dia berasal. Jadi dengan “logat” tadi setidaknya saya masih punya “jati diri” sebagai orang belitong.

Saya juga masih bersyukur masih ada daerah-daerah tepu’ atau tuto’ tadi dibelitong, sehingga bisa dikatakan ada “penjaga jati diri”. Hanya tidak tau sampai kapan itu bertahan, ditengah arus globalisasi yang sangat-sangat melibas ini. Mungkin perlu campur tangan pemerintah agar “Logat Belitong” ini tidak punah =)

Gimana saya “mempertahankan” logat itu, sebenarnya klo di bandung kemaren masih enak ada adek dan banyak orang Belitong yang masih bisa diajak ngobrol-ngobrol bahasa belitong dan pake logat belitong. Susahnya sekarang di Surabaya, paling cuma sama Akmar hehe. Tapi akmar juga logatnya udah gak jelas belitong Tanjong, Bangka, Surabaya. Jadi paling waktu nelepon keluarga diusahakan tetap menggunakan logat itu…

Tapi entah bertahan sampai kapan, ditengah-tengah pergaulan yang “global” sekarang ini =>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.