Seperti biasa, sarapan pagi saya adalah Nasi Pecel. Pagi ini saya sarapan di Nasi Pecel sebelah utara kompleks ini. Karena sudah lumayan sering beli disini jadi mbaknya sudah lumayan akrab, suka ngobrol ngalur ngidul hehe.
Obrolan kali ini dibuka sama si mbak sambil nanya “gak liburan dek? mbak sebenarnya ragu-ragu mau jualan apa ndak. Lagian juga gak jelas ITS sudah libur apa gak. Makanya jualannya dikit-dikit”. Dalam hati saya bilang “doh, pasti si mbak lupa lagi. Saya kan udah kerja bukan masih kuliah. Perasaan udah dua kali dilang hehe”. Tapi gak apa-apalah, itu artinya pelanggan si mbak banyak. Sampai-sampai dia lupa sama kisah pelanggannya satu-satu.
Obrolan berlanjut sampe saat saya mau bayar tiba-tiba si mbak curcol terjadilah dialog kek gini:
Mbak (M): Harga cabe cuma turun sehari dek.
Saya (S): emang sekarang berapa mbak?
M: udah mau 100ribu dek. Bayangin seonsnya sekarang 9000.
S: dalam hati “buset, perasaan barusan baru kedengeran harganya 60
ribu. Kira-kira seons dapet cabe berapa butir??”.
M: sekarang cabe lebih mahal dari daging dek.
S: *ketawa hehehe. Dalam hati “mbak-mbak kalo 9rb per ons mah kayaknya lebih mahal dari semua bahan makanan*
Setelah saya bayar, kemudian saya langsung ngelanjutin ke kantor. Di jalan saya mikir semoga Pedas itu Mahal cuma suatu “kebohongan”. Seperti halnya 9 kebohongan baru dan 9 kebohongan lama yang akhir-akhir ini heboh di negara ini. Dan yang membuat saya makin kalau pedas itu mahal adalah kebohongan adalah karena kemaren saya makan bakso, pake cabe banyak dan saya tidak perlu nambah bayar untuk itu hehe. Semoga dengan Pedas itu Mahal hanya kebohongan membuat saya tidak perlu nambah bayar kalau nambah sambal di warung sego sambal. Sebenarnya ada yang teriak kegirangan kalau pedas itu mahal “perut saya”. Ya perut saya yang langsung mules kalau kebanyakan makan pedas. Perut yang memang kadang-kadang tidak sejalan dengan lidah dan otak yang mendewa-dewakan masakan pedas :))
Oh ya, seonsnya cabe 9 ribu. Anda tahu kan angka 9 itu kesukaannya siapa? Hehe
Btw Raja Arab Saudi memecat ketua federasi sepak bolanya dan sepertinya FIFA belum menjatuhkan apa-apa terhadap Persepakbolaan Arab Saudi. Bagaimana Pak Beye, apakah anda tertarik untuk mengikuti langkah tersebut dengan memecat Nurdin Halid? Semoga harga pedas yang mahal tidak membuat anda ragu-ragu untuk berbuat “pedas”.
Salam, Pedas itu Mahal Jenderal.
oaalaaah cabe cabe
purwati
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com
http://purwati-ningyogya.blogspot.com
http://purwatining.multiply.com
gak ada cabe gak lengkap mbak hahaha