Foto-foto lama sih, sekitar setahun yang lalu. Kalau sekarang katanya Bromo masih “batuk-batuk”. Biasanya kalau menunggu sunrise di Pegunungan Tengger, kita akan dibawa ke Penanjakan Satu. Dari sini kita bisa melihat Gunung Batok, Bromo dan Semeru. Dari Penanjakan Satu kita akan dibawa turun ke Segara Wedi atau Lautan Pasir. Sebelum sampai kesana biasanya singgah terlebih dahulu di Penanjakan Dua. Di Segara Wedi anda bisa memilih jalan kaki atau nai kuda untuk ke kaki Gunung Bromo. Kalau mendaki Gunung Bromonya sudah pasti mendaki tangga hehe.
Allhamdulillah, diujung-ujung cuti lebaran 1431H/2010M kemarin, saya masih sempat jalan-jalan ke Pulau Lengkuas.
semua foto-foto tour ini selain yang ditampilkan di sini bisa dilihat dilink flicker ini foto tour page 2-page 11
Pulau Lengkuas adalah suatu pulau yang terletak di barat laut Pulau Belitong. Di Pulau ini terdapat sebuah mercusuar yang dibangun oleh Pemerintah kolonial kerajaan Belanda pada sekitar tahun 1880’an. Pulau ini mulai terkenal sejak Grup musik Nidji memakai pulau ini sebagai tempat setting lagu mereka “Laskar Pelangi” yang juga menjadi OST film “Laskar Pelangi”.
Paket tour ke Pulau Lengkuas yang saya ambil kemaren dimulai dari Pantai Tanjung Kelayang. Sebuah pantai yang bisa dikatakan paling terkenal di Pulau Belitong selain Pantai Tanjung Tinggi. Pantai ini dinamakan Tanjung Kelayang karena terdapat batu karang yang berbentuk seperti kepala burung kelayang.
Boat di Tanjung Kelayang
Dari Tanjung kelayang kemudian kita berangkat dengan naik boat dilanjutkan ke Pulau Lengkuas. Disini kita bisa naik ke atas mercusuar tersebut hingga ke tingkat paling atas (tingkat 18). Biasanya untuk bisa naik ke atas kita membayar 2 ribu/orang. Dari tiap tingkat mercusuar ini anda bisa memfoto panorama pulau ini sepuas-puasnya karena pemandangan di pulau ini sangat-sangat bagus. Selain pemandangan dari atas mercusuar, pemandangan yang tidak kalah keren di pulau ini adalah tumpukan batu karang di slaha satu sudut pantai pulau ini.
Background adalah Mercusuar Pulau LengkuasPemandangan dari lantai 18 Mercusuar Pulau Lengkuas
Bagian ketiga ini dimulai sekitar awal tahun ketiga kuliah (agustus 2006) sampai saya keterima di BPPT (Februari 2009). Saat sudah selesai kuliah tingkat dua, saya diajak sama robi dan beberapa teman sejurusan FT ITB 2004 untuk ngekos bareng. Setelah Survey dapet lah kostannya di Cisitu Lama di dekat Asrama Bumi Ganesha (ABG) dan Pusdiklat Geologi.
Bagian dua ini adalah saat dua tahun pertama kuliah di Teknik Fisika ITB.
Kisah jalan-jalan kenangan kedua dimulai waktu Pengumuman SPMB 2004. Alhamdulillah keterima di Teknik Fisika ITB. Nah disarankan oleh abang sepupu saya untuk ngekost di GegerKalong Tengah. Disitu saya ikut sama Abang yang satu kampung dengan saya yang kuliahnya sudah mau selesai, tinggal 3 bulan. Jadi Rencananya setelah dia selesai saya yang ngelanjutin kostannya. Kalau ditanya kenapa kost jauh amir dari ITB kenapa gak nyari yang dekat kampus aja. Jawabannya yah “nggak sempat” nyari yang dekat kampus. Ternyata “nggak sempat” itu berlanjut sampai dua tahun wkwkwkwk setelah itu baru saya pindah ke Cisitu.
Nah jalan-jalan kenangan kedua itu merupakan jalan dari daerah gegerkalong tengah ke Kampus ITB. Jalan-jalan ini merupakan “daerah kekuasaan” angkot Cicaheum-Ledeng. Jalur berangkatnya Continue reading “Jalan-Jalan Kenangan di Bandung Bagian 2”
Judul di atas sebenarnya terlalu lebay wkwkwk. Jalan-jalan di kota Bandung yang akan saya ceritakan ini sebenarnya jalan yang paling sering saya lewati selama lebih dari 4 tahun hidup di Bandung dan sangat berkesan hehehe. Mulai dari Bimbel di SSC Diponegoro Akhir Mei 2004 sampai akhirnya harus meninggalkan Bandung Awal Februari 2009 karena keterima bekerja di BPPT.
Jalan-jalan yang pertama adalah waktu saya masih bimbel di SSC Jalan Diponegoro. Waktu Bimbel sampai SPMB dulu saya ngekos di daerah Haur Pancuh jalan Dipati Ukur kurang lebih di Belakang Pangkalan Damri Dago-Leuwi Panjang.
Nah klo mau berangkat bimbel biasanya bareng Beni naik angkot Riung-Dago karena itu Continue reading “Jalan-Jalan Kenangan di Bandung Bagian 1”
Mulai dari saya lahir sampai sekarang ini ada beberapa kota di Indonesia yang sudah saya singgahi ataupun tinggal. Lahir pulau Belitung kemudian SMA di pulau Bangka terus kuliah di Bandung dan sekarang kerja di Surabaya. Selain itu pernah juga ke Palembang waktu SD dan waktu Kerja Praktek. Kota lainnya yang pernah saya Jakarta dan Depok waktu saya nyari kerja dan Jogja waktu plesirannnnn..
Saya cuman pengen iseng ngurutin kota-kota tersebut dalam hal panasnya hehehe, karena panas itu tidak enak =D. Kita mulai dari yang paling dingin. Ini subjektif saya aja hehehe
– Yang PERTAMAX tentu saja Bandung, ya iyalah kota di atas gunung. walau siangnya kadang-kadang bisa nyengat tapi malamnya tetap aja paling bikin mengigil.
– Selanjutnya Belitung, baik di Kelapa Kampit, Manggar atau Tanjung Pandannya saya rasa masih lebih mendingan di banding yang lainnya biarpun bisa dikatakan tempat yang dekat laut. walaupun siangnya bisa menyengat tapi malamnya bisa dingin walau gak semengigil Bandung.